terimakasih kepada imaduddin utsman tentang habib

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Kiyai Imaduddin Usman dan kawan² atas kerja kerasnya selama ini. 


kami sebagai kawula alit merasa terangkat karena kajian ilmiahnya yang menghilangkan kasta dan menghadirkan kesetaraan diantara kita, serta menjawab kegelisahan kami selama ini, betapa tidak adilnya tuhan jika kemuliaan seseorang dalam berislam itu ditentukan oleh faktor keturunan. 


Bahkan selama ini tidak sedikit dari kami yang meyakini bahwa perbedaan kelas sosial dan spiritual itu harus diterima sebagai takdir tuhan. Maafkan kami Tuhan.., betapa lemah dan bodohnya kami selama ini yang merasa rendah diri, karna ketidak mampuan kami memahami ayat-ayat suci.


Kami juga mengucapkan banyak terimakasih serta penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Maulana Habib Lutfi bin Yahya.


Selama ini kami para santri dididik dan dibesarkan dengan kisah-kisah kebesaran dan kemuliaan ahlak beliau.


Jangan salah faham, tuan. Sampai detik ini hamba belum sampai pada kesimpulan bahwa nasab sadah Bani 'Alwi itu batal, meski kajian kiyai imaduddin usman nampak masuk akal. tidaklah pantas bagi hamba meragukan dan mempersoalkan silsilah suatu golongan.


Haya saja hamba mempunyai keyakinan, bahwa, gelar bangsawan (gelar faktor keturunan) itu baik dilawan atau diperjuangkan akan tetap tergilas oleh zaman, dalam artian tidak akan lagi diperhitungkan ditengah masyarakat modern dan plural. hal ini berlaku untuk semua orang, termasuk mereka yang mengaku sebagai zdurriyah wali sembilan dan keturunan para raja jawa dengan berbagai gelarnya.


Sejarah telah membuktikan, bahwa silsilah atau garis keturunan tidaklah memberi manfaat apapun, sedikitpun. Betapa banyak cucu para pahlawan dan pejuang kemerdekaan yang kemudian hari menjadi penghianat bangsa, pejabat korup dan semena-mena. betapa banyak putra putri kiyai yang terlibat tindak kriminal dan asusila. Singkat cerita mereka tidak mencerminkan sikap dan perilaku pendahulunya. Sungguh, iman dan moral tidaklah dapat diwariskan. 


Bahkan Alquran mengabadikan sebagian dari fakta sejarah tersebut, sebagaimana kisah-kisah keluarga para nabi yang lebih memilih jalan kesesatan daripada menerima risalah tuhan, seperti Qabil, istri Nabi Nuh, Kan’an, Azar, Abu Thalib, Abu Jahal dan Abu Lahab.


fakta-fakta sejarah tersebut lambat laun akan mengubah pola pikir masyarakat dan mendorong mereka untuk mengubah tradisi lama dengan tradisi dan peradaban yang baru. Siapa saja yang punya kemampuan maka dialah yg berhak, dan siapa saja yang memiliki integritas moral maka dialah yg layak mendapatkan penghormatan.


Meminjam kata-kata Raja Angga Karna, dalam serial Mahabarata:


"Berbicara tentang garis keturunan dan suku bukanlah hal yang memalukan bagiku, tuan.

Sebagaimana air terjun yang melewati pegunungan, tidak ada yang bertanya darimana asalnya. kekuatan adalah identitasnya".

Post a Comment for "terimakasih kepada imaduddin utsman tentang habib"